Dilema Sastrawan dalam Kemerdekaan
“Dilema Sastrawan dalam Kemerdekaan”, Suara
Karya, 6 September 2015
Dilema Sastrawan
dalam Kemerdekaan
oleh Iwan Ridwan
“Sebagai anggota
masyarakat, seniman (sastrawan) juga menjadi bagian dari masyarakat. Ia juga
ingin diakui keberadaannya oleh masyarakat”, ungkap Utuy melalui tokoh Dar
dalam lakon Di Muka Kaca.
Sastrawan memiliki indraloka yang
luar biasa. Faktanya, beragam karya terlahir dari tangan-tangan dingin
sastrawan Indonesia. Mulai dari lapangan puisi, prosa, maupun drama. Dalam
praktiknya, sastrawan lebih hebat daripada kucing. Jika kucing tajam
penciumannya, maka sastrawan membaurkan semua pengindraan yang dimilikinya
untuk merekam semua peristiwa dalam kehidupan.
Mencermati kehidupannya dalam
berkarya, sastrawan melebihi penyedot debu yang hanya menyerap semua
partikel-partikel tak terlihat. Sastrawan lebih jauh dari itu. Ia tidak hanya
mampu menyerap semua lapis kehidupan (suka maupun duka), tetapi juga membungkus
fenomena dunia ke dalam persepsi dan kreativitasnya. Maka terlahirlah karya
yang mengguncang dunia. Betapa tidak, siapa yang tak kenal tokoh Hayati dalam Tenggelamnya
Kapal Van der Wijck gubahan Buya Hamka. Kekentalan adat istiadat serta
budaya etnik itu pun sukses diangkat ke layar lebar dan laris di pasaran. Belum
lagi, masih banyak karya-karya sastra Indonesia hasil jerih payah sastrawan
kita mampu menembus jendela dunia. Sebut saja Ajip Rosidi, Budi Darma, Chairil
Anwar, Pramoedya, Rendra, Utuy Tatang Sontani, dll. Mereka mempunyai prestasi
tersendiri dalam kekaryaan yang dihasilkan. Dan tercetak dalam potret sejarah
sastra Indonesia. Sungguh menakjubkan bukan?
Meski demikian, betapapun hebatnya
karya seseorang seniman (sastrawan), ia juga manusia layaknya masyarakat. Perlu
diakui, diapresiasi, dan dilindungi keberadaannya oleh negara. Dalam arti, ia
juga harus merasakan hak yang sama atas nama warga negara. Di bumi Indonesia
ini.
Krisis
Pemasukan
Meski sudah tak ada pelarangan karya
dan penangkapan seperti era otoritarian orba, sastrawan Indonesia saat ini
justru dilema. Ditengah euforia kemerdekaan Indonesia, ia bukan hanya memikul
beban moral sebagai orang yang jenius, melainkan juga memikul keberadaan
hidupnya. Dalam arti, ia juga butuh untuk menyambung kehidupan. Di satu sisi,
para seniman (sastrawan) Indonesia bahu-membahu untuk membangun bangsa ini
dengan produk kebudayaan yang diusungnya. Mengemban amanat masyarakat sebagai
model dalam menjawab peradaban. Di sisi lain,
dia tengah dihadapkan pada kondisi yang dilematik, antara kebutuhan hidup dan
tanggung jawab profesinya.
“Sastrawan
bukanlah pegawai formal institusi negara atau swasta. Ia berdiri secara otonom
tanpa memiliki jadwal rutin untuk pulang pergi ke kantor. Tak ada gaji tetap
tiap bulan juga tak ada tunjangan hari raya yang pasti untuknya”. Begitulah
ungkap Sapardi (1978) dalam esai Pengarang, Buku, dan Pembaca.
Sapardi
telah membeberkan polemik kehidupan sastrawan kita, mulai dari krisis pemasukan
maupun pengakuan dari negara. Dalam arti tidak individualis, sastrawan tidak
butuh dipandang eksklusif. Tetapi penghargaan untuk dedikasinya dalam berkarya
patut diapresiasi. Ditengah kebutuhan pengakuan, nama baik sastrawan khususnya
pengarang cerpen Indonesia justru tercemar tatkala beberapa pengarang (cerpen)
kita terjerat kasus pemuatan ganda. Kasus ini pun menggemparkan jagat
kesusastraan Indonesia karena terjadi berulang-ulang.
Kasus
itupun sontak melahirkan beragam pendapat. Mulai dari kritikan para sastrawan
itu sendiri ataupun peminat cerpen di Indonesia. Sebagai contoh, tulisan
Kartika Catur Pelita di Kompasiana (26/7) yang lalu. Ia menulis
“Cerpen Fandrik Ahmad Dimuat Ganda di Nova dan Kompas” pascakasus itu terjadi
pada penghujung Juli. Lalu Dodi Ahmad Fauji menulis Tentang Pemuatan Ganda di
dinding fb sastra minggu. Tulisan Dodipun menuai respons yang beragam. Timbul
pro dan kontra, memunculkan lagi ingatan kasus serupa di tahun-tahun
sebelumnya. Masih di grup fb yang sama.
Persoalan
pemuatan ganda, khususnya lapangan cerpen kita semakin pelik dan menimbulkan
kontroversi. Di era digital yang serba cepat, sastrawan Indonesia masih
kesulitan untuk mengetahui tulisan yang dikirimkan ke media massa dimuat/tidak,
akan dimuat/tidak. Redaktur koran pun dimasukkan dalam daftar perkara. Suasana
menjadi sangat ramai. Hal ini juga yang mendasari Kartika Catur Pelita menulis
esai Pemuatan Ganda, Salah Siapa? Tulisan dia pun dimuat di Koran
Merapi (16/8), lalu dibagikan ke dinding sastra minggu.
Catur
membeberkan kronologis kasus pemuatan (cerpen) ganda secara mendetail. Mulai
dari tersangka, data waktu, media cetak apa, dan bagaimana respons para
tersangka. Dia pun secara sadar mengakui dirinya sempat terlibat dalam perkara
serupa meski dengan kejadian yang berbeda. Dalam tulisannya, dia juga
mempersolankan sikap etis pengarang, ihwal profesionalitas, maupun kritik tikung
karya, dll.
Mencermati
pertanyaan salah siapa yang ditulis Catur, yang jelas dia sendiri dilema
dan masih terus berharap ada tindak penyelesaiannya. “Plagiat dan pemuatan
ganda telah mencoreng karir kepenulisan, memakan hak pemuatan penulis lain,
menciderai kredibilitas media bersangkutan, juga memasung pembaca ketika harus
membaca cerpen itu lagi-itu lagi”, ungkap Catur.
Sama
halnya keresahan Catur, media massa hari ini (majalah, koran, dsb) harus
tersadar untuk menjaga integrasi dengan sastrawan Indonesia. Bagaimanapun
caranya. Selain itu, peran lembaga kesenian dan kebudayaan negara patut
mewadahi para sastrawan kita agar terhindar dari kasus serupa ataupun peliknya
kehidupan bagi sastrawan (dalam arti penghargaan atas karyanya). Begitupun
berkoordinasi dengan media massa agar menjaga kualitas sastra Indonesia.
Dengan
cara inilah sumbu kesusastraan Indonesia akan terus terjaga, tanpa saling gesek
dan saling menjelek-jelekkan seperti pengarang sekaligus kritik sastra di luar
sana. Sebut saja Dryden yang mengkritik penyair muda, John Shadwell yang
gemilang masa depannya. Akhirnya, Shadwell harus patah semangat akibat
puisi-kritik pedas dari Dryden hingga masyarakat menganggap karya Shadwell
sangat buruk dan jelek (Budi Darma dalam Sastra: Merupakan Dunia Jungkir
Balik, 1969). Lantas bagaimana dengan sastrawan Indonesia? Tidak tertutup
kemungkinan hal serupa bisa terjadi di Indonesia. Waspadalah!
BONUS FREECHIP HARIAN!
BalasHapusCemePoker yakni duta Poker Online, Domino, Ceme, dan Capsa yg menyediakan beraneka tidak sedikit game dengan 1 user ID saja dan cemepoker di anugerahkan yang merupakan perizinan judi poker dgn rating win tertinggi.
poker online menjamin 100% keamanan kaum membernya pun pemain Poker hamba dipastikan 100% Player VS Player.
jangan silap nantikan hadiah menarik tiap-tiap bulannya dan bonus referal seumur hidup
Baca juga :
artikel poker
Ayo main sekarang di www.cemesamgong.com
BISA DEPOSIT VIA PULSA XL
BalasHapusDewaZeus adalah bagian dari situs ZeusBola, yg merupakan master agen mater taruhan judi bola, Casino, Poker, taruhan sabung ayam online S128, CF88 DewaPoker, Live Casino Dealer Resmi Lisensi Filipina Paling Terpercaya di Indonesia, hanya di Bolazeus.
Sebagai Delegasi Bola Sbobet Indonesia Terpercaya, ZeusBola telah berkerja sama dengan maskapai Sbobet beroperasi di Asia yg dilisensikan oleh First Cagayan Leisure & Resort Corporation, Manila-Filipina dan di Eropa dilisensikan oleh sang pemimpin Isle of Man guna beroperasi sbg juru taruhan olahraga sedunia.
https://dewazeus.site/cara-bermain-poker-online-deposit-via-pulsa/
https://dewazeus.site/situs-agen-taruhan-online-terpercaya-deposit-pulsa/
alternatif zeusbola
Ayo gabung sekarang di dewazeus.site
PROMO UNTUK MEMBER BARU!
BalasHapusAgen Judi Pulsa Terpercaya Di Indonesia, keadaan agen Poker Online menyimpan pulsa merupakan sebangun saudagar judi yang mencadangkan atraksi poker online pada saat ini sudah sekali sederhana degnan adanya pertunjukan ini poker online deposit melewati pulsa kemudahan bernas berkelakuan disebuah atraksi poker online yang piawai kita jumpai waktu ini sebenarnya buah pecah makin bertumbuhnya jaman dan teknologi kala ini didalam pementasan sandaran online. Menurut hanya mengura-urakan pulsa seperti modal endapan tontonan di poker via pulsa online, anggota sudah merenggut putaran yang luas beraksi serta memboyong permainan.
Berkelakuan mencalonkan pulsa didalam pementasan poker online mestinya sebenarnya bakal kian menggampangkan awak saat anda mengerjakan atraksi tandon online. Atas adanya endapan melewati pulsa lalu anakbuah akan dapat berdasarkan simpel berisi bersikap lalu berprofesi jawara didalam sewatak permainan poker. Permainan poker online deposit via pulsa mestinya bakal menyenggau sebagian relevansi tengil yang sanggup berbentuk pulsa doang atau berupa uang benar didalam selaur pertunjukan poker online.
BACA JUGA:
main poker deposit pulsa
capsa susun pulsa
agen judi online pulsa
Ayo daftar sekarang hanya di ZeusBola