Pengantar teori filologi
FILOLOGI
A. Pengertian
Filologi merupakan suatu pengetahuan tentang sastra-sastra
dalam arti yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan
(Baroroh-Baried, 1985:1). Secara etimologi filologi berasal dari kata philos
yang berarti “cinta” dan logos yang berarti “kata”. Pada kedua kata
tersebut membentuk arti ”cinta kata” atau “senang bertutur” (Shipley, 1961;
wagenvoort, 1947).
Menurut perkembangannya, filologi dapat dibagi menjadi
dua, yaitu filologi tradisional dan filologi modern. Mulyani (2009b:6)
menjelaskan beberapa perbedaan filologi tradisional dan filologi modern.
Filologi tradisional, memandang variasi sebagai bentuk korup/kesalahan,
sedangkan filologi modern memandang variasi sebagai bentuk kreasi. Selain itu,
filologi tradisional bertujuan untuk menemukan teks yang hampir mendekati
aslinya, sedangkan filologi modern bertujuan untuk mengungkap kandungan produk
budaya masa lampau yang terdapat di dalam naskah-naskah kuno.
Objek penelitian dari filologi adalah naskah dan teks.
Naskah merupakan benda budaya hasil peninggalan nenek moyang yang memuat
tentang ide, pikiran, dan gagasan yang dituangkan dalam bentuk tulisan.
Baroroh-Baried (1985:54) juga berpendapat bahwa naskah merupakan benda konkret
yang dapat dilihat atau dipegang. Dalam istilah filologi, teks menunjukkan
pengertian sebagai sesuatu yang abstrak. Hal tersebut kemudian dijelaskan oleh
Baroroh-Baried (1985:4) bahwa teks merupakan sesuatu yang dapat dibayangkan
saja dan dapat diketahui isinya bila sudah dibaca.
B. Tujuan Filologi
Dengan objek penelitian berupa naskah dan teks lama,
filologi mempunyai beberapa tujuan. Pada dasarnya, secara sederhana tujuan
akhir dari studi filologi adalah menyajikan edisi teks yang dapat dibaca oleh
masyarakat luas, sehingga teks yangdisajikan tersebut selanjutnya dapat
dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan.
Langkah pengkajian filologi mempunyai dua tujuan, yakni
tujuan umum dan tujuan khusus. Baroroh-Barried, dkk. (1985:5-6) menyebutkan
bahwa tujuan umum dan tujuan khusus filologi adalah sebagai berikut.
·
Tujuan umum filologi:
1. Memahami sejauh mungkin kebudayaan suatu bangsa
melalui hasil sastranya, baik lisan maupun tulisan;
2. Memahami makna dan fungsi teks bagi masyarakat
penciptanya;
3.Mengungkapkan nilai-nilai budaya lama sebagai
alternatif pengembangan kebudayaan.
·
Tujuan khusus filologi:
1. Menyunting sebuah
teks yang dipandang paling dekat dengan teks aslinya;
2. Mengungkap sejarah terjadinya teks dan sejarah
perkembangannya;
3. Mengungkap resepsi pembaca pada setiap kurun
penerimaannya.
C. Kegunaan Filologi
Salah satu objek kajian filologi adalah naskah. Seperti
diketahui naskah-naskah itu mengandung informasi yang sangat berharga. Apabila
naskah diteliti isinya menggunakan pendekatan filologi, maka hasil
penelitiannya dapat digunakan oleh cabang-cabang ilmu lain, seperti; sejarah,
hukum (terutama hukum adat), perkembangan agama, kebahasaan, kebudayaan, dan
bermanfaat untuk dipublikasikan untuk umum.
Oleh karena itu,
hasil penelitian filologi merupakan sumbangan pikiran yang sangat berarti,
terutama dalam memperkenalkan buah pikiran para pendahulu sehingga dapat
dikenal dan diketahui oleh generasi berikutnya.
D. Perbedaan Naskah dengan Prasasti
Naskah dan prasasti keduanya
ditulis dengan tangan. Meskipun demikian, keduanya memiliki perbedaan sebagai
berikut:
1. Naskah
pada umumnya berupa buku atau bahan tulisan tangan. Prasasti berupa tulisan
tangan pada batu (andesit, berporus, batu putih), batu bata, logam (emas,
perak, tembaga), gerabah, mamer, kayu, dan lontar;
2. Naskah
pada umumnya panjang, karena memuat cerita lengkap. Prasasti umumnya pendek
yang memuat persoalan ringkas saja, seperti pemberitahuan resmi mengenai
doa-doa suci, pendirian bangunan serta asal-usul dinasti;
3. Naskah
pada umumnya anonim dan tidak berangka tahun. Prasasti sering menyebut nama
penulisnya dan ada kalanya memuat angka tahun yang ditulis dengan angka atau
sengkalan.
4. Naskah
berjumlah banyak karena disalin. Prasasti tidak disalin sehingga jumlahnya
relatif tidak lebih dari 500 buah;
5. Naskah
yang paling tua tjandra-karana kira-kira abad ke-8. Prasasti yang paling
tua berasal kira-kira abad ke-4 (prasasti kutai).
Sumber:
Baried, Siti
baroroh. dkk. (1985). Pengantar Teori Filologi. Jakarta:
Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa.
Lubis, N.
(1996). Naskah, Teks dan Metode Penelitian Filologi. Jakarta: Forum kajian bahasa dan sastra Arab.
Komentar
Posting Komentar