Bijak Bermain
“Bijak Bermain”, Argumentasi Kompas
Kampus, 29 Juli 2016
Bijak Bermain
oleh Iwan Ridwan
Ditengah kekhawatiran wabah penyakit
karena vaksin palsu, gim “Pokemon Go” seolah luput dari pengawasan kita.
Perlahan tapi pasti, gim ini mulai mewabah di Indonesia. Penggunanya seolah kesurupan.
Tiang jalan ditabrak. Tak sadar tersesat di mana. Rasa penasaran begitu kuat
pada gim yang digemari masyarakat dunia ini. Gim berbasis Augmented Reality
MMO (Massively Multiplayer Online) ini tampaknya berhasil menyihir kita.
Gim ini menuntun penggunanya
berjalan-jalan. Ensiklopedia digital dalam menu Pokedex dan akses lokasi
nyata dalam Pokestops, misalnya, dapat kita ambil manfaat
positifnya. Ini bisa saja menambah kepekaan dalam membaca peta informasi,
koleksi perbendaharaan kata, hingga mempererat persaudaraan. Bahkan, berpotensi
meningkatkan daya literasi bangsa ini. Namun, dampak negatif seperti
kecelakaan, peluang aksi kriminal karena kelalaian tak memerhatikan sekitar,
harus kita cari obat penawarnya.
Langkahnya dapat kita tempuh dengan
2 B. Pertama, bijak mengatur waktu bermain (memainkannya hanya saat
senggang/libur). Kedua, bijak dengan lingkungan sekitar (tidak dimainkan saat
berkendara ataupun di tempat sakral seperti masjid, dsb,). Kedua cara ini harus
diiringi kesadaran dan kepedulian agar bermain “Pokemon Go” atau game online
lainnya tidak merugikan manusia dan lingkungannya. Semoga!
Komentar
Posting Komentar