Kemerdekaan Tanpa Sakit Gigi

Kemerdekaan Tanpa Sakit Gigi

oleh Iwan Ridwan
   
Kemerdekaan merupakan impian terbesar semua bangsa, tidak terkecuali bagi bangsa Indonesia. Ibarat terkena sakit gigi, bangsa kita harus menjalani kehidupan dengan gangguan fisik dan psikis. Asupan makanan begitu hambar, daging menjadi konsumsi langka yang dapat kita nikmati, makanan manis berbuah kecut dan masam. Kita tertidur dalam ketidaknyamanan. Terbangun dalam suasana ketidakpastian menunggu kesehatan pulih. Akan tetapi, setelah merasakan rasa sakit yang luar biasa dalam dua era penjajahan (Belanda dan Jepang), pada 17 Agustus 1945 bangsa kita diakui sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.

Dalam konteks tersebut, kata “merdeka” dapat mewadahi makna terbebas dari penyakit sakit gigi. Kemerdekaan tanpa sakit gigi dapat dimaknai sebagai kondisi yang bebas dari penyakit sakit gigi (dalam makna sebenarnya). Dalam makna konotasi, kemerdekaan tanpa sakit gigi dapat dimaknai bahwa bangsa kita telah bebas dari bentuk penjajahan (sakit gigi) dan dapat merdeka (sehat tanpa dikendalikan penyakit yang dikiaskan sebagai penjajah) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2016).

Refleksi Sakit Gigi dan Penjajahan
Dalam dunia kedokteran, sakit gigi adalah kondisi ketika muncul rasa nyeri di dalam atau sekitar gigi dan rahang. Tingkat keparahan nyeri tersebut bisa bervariasi, mulai dari ringan hingga parah. Efek yang timbul dari sakit gigi di antaranya adalah bengkak di sekitar gigi yang terinfeksi, pusing, rasa dan bau busuk dari gigi yang terinfeksi, dan demam (Alodokter.com).

Ada keterkaitan antara gejala sakit gigi dengan gejala penjajahan yang kita rasakan sebelum meraih kemerdekaaan. Penjajahan merupakan penyakit yang melebihi efek sakit gigi dalam kondisi apapun. Kita memang telah bengkak di sekujur tubuh, pusing dan demam tiada henti, dan merasakan kehidupan tanpa asa dan hasrat untuk bergembira.  

Kerja Rodi dan Romusa merupakan pemaksaan yang mencederai hak-hak asasi manusia dan martabat sebuah bangsa. Kita hidup ibarat mayat hidup. Menjadi terasing di tanahnya sendiri. Merasakan hari-hari tanpa cinta, kasih sayang, dan pengakuan atas derajat kemanusiaan yang mulia sebagai ciptaan Tuhan.

Penjajahan yang berkepanjangan membuat bangsa kita seolah merasakan sakit gigi yang abadi. Gigi (perlambang hati) kita kian membengkak. Sakit yang tidak bisa dilukiskan oleh kata-kata. Kita pun membutuhkan solusi melalui terapi atau obat penawar sakit gigi agar kehidupan kita kembali normal sebelum terkena sakit gigi (sebelum penjajahan datang).

Meraih Kemerdekaan
Untungnya, bangsa kita terselematkan dengan jerih payah dan perjuangan para pendiri bangsa dan seluruh tumpah darah rakyat Indonesia yang rela berkorban demi terbebas dari penjajahan. Para pahlawan dan pendiri bangsa (founding fathers) menjadi dokter penyelamat kehidupan bangsanya. Mereka berhasil menemukan obarat mujarab untuk menyembuhkan bangsa Indonesia dari penyakit yang membelenggu kehidupan.

Sakit gigi itu dapat terobati dengan gelora kemerdekaan melawan penjajahan melalui ikhtiar dan doa sehingga kita terbebas dari rasa sakit yang berkepanjangan. Kita telah menambal perasaan sakit yang terjadi pada hati kita. Kita membersihkan bakteri-bakteri yang membekas selama penjajahan. Semoga kita telah mencabut perasaan inferior terhadap bangsa lain karena bangsa kita telah dideklarasikan sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang dipadupadankan atas semangat persatuan dan kesatuan dalam ideologi pancasila.

Patutlah kita berjuang, 72 tahun kemerdekaan yang kita raih sampai saat ini harus kita pertahankan agar tidak terserang penyakit (penjajahan), khususnya segala bentuk penjajahan yang mengancam kedaulatan bangsa Indonesia. Jangan sampai kita sakit gigi kembali karena kita lalai dalam menjaga persatuan dan kesatuan (kesehatan gigi). Oleh karena itu, merawat kemerdekaan tanpa sakit gigi menjadi simbolisasi gelora memperkuat kemerdekaan yang diraih 72 tahun silam. Semoga bangsa kita tetap merdeka untuk tidak dikendalikan pihak lain. Mari kita tunjukkan bahwa bangsa kita adalah bangsa yang kebal atas virus-virus yang dapat memporakporandakan kesehatan (stabilitas) kehidupan bangsa dan negara. Merdeka!

#Naskah Kompetisi Menulis Artikel
#Dental Universe Indonesia
 http://dentaluniverseindonesia.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Watermark

Naskah dan Teks

Pengantar teori filologi